Jumat, 26 Agustus 2011

BAB I
PENDAHULUAN
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita sadari arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan
Aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatankekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain baik di rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Wajar pula apabila segala sesuatu yang kita ketahui adalah hasil hubungan timbal balik yang ternyata sudah sedemikian rupa dibentuk oleh masyarakat kita.
Bagi masyarakat sendiri hakikat pendidikan sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap anggota. Setiap masyarakat berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai corak masing-masing periode jaman kepada generasi muda melalui pendidikan, secara khusus melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi.
Dalam pengertian tersebut, pendidikan sudah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal di luar dirinya, yakni keluarga. Seorang bayi yang baru lahir tentunya hidup dalam keadaan yang tidak berdaya sama sekali. Menyadari hal demikian sang ibu berupaya memberikan segala bentuk curahan kasih sayang dan buaian cinta kasih melalui air susunya, perawatan yang lembut serta gendongan yang begitu mesra kepada si bayi. Begitulah proses tersebut berlangsung selama si bayi masih tetap memerlukan pertolongan intensif dari manusia lain. Sampai pada umur lima tahun bayi itu tumbuh dan berkembang dengan sehat di dalam mahligai cinta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Dan Lingkungan Sosial
Pendidikan bekanan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikanbertalian dengan transmisi pengetahuan, sikpa, kepercayaan, ketrampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muada. Pendidikan dalam proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang dihapkan oleh masyarakat.
Kalakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain di rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan, dan sebagainya.
Demikian pula kelompok atau masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan dan bentuk kelakuan yang diharapkan akan dimiliki setiap anggota. Tiap masyarakat meneruskan kebudayaannya dengan beberapa perubahan kepada generasi muda melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi.
Melalui pendidikan terbentuklah kepribadian seseorang. Boleh dikatakan hampir seluruh kekuatan individu bertalian dengan atau dipengaruhi oleh orang lain. Maka karena itu kepribadian pada hakikatnya gejala sosial.
B. Faktor-Faktor Dalam Perkembangan Manusia
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai-bagai faktor yakni faktor biologis lingkungan alamiah, dan lingkungan sosial budaya. Mengutamakan salah satu aspek memberikan gambaran yang kurang tepat.
Kepribadian takdapat dilepaskan dari aspek biologis yang berfungsi, misalnya adanya tangan dengan ibu jari yang dapat dipertemukan dengan jari-jari lainnya, mekanisme pendengaran, pengelihatan, dan sebagainya.
Lingkungan alamiah seperti iklim dan faktor-faktor geografis lainnya memberikan tempat dan bahan yang perlu bagi kehidupan seperti oksigen, bahan untuk produksi bahan makanan, hujan, matahari, dan sebagainya.
Faktor ketiga dalam perkembangan manusia ialah lingkungan sosial budaya. Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan melalui lambang-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan dari orang lain di lingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dilakukannya, bahkan apa yang dipikirkan dan dirasakan bertalian dengan orang lain. Anak yang dididik diluar diluar masyarakat manuasia, seperti anak-anak yang dibesarkan di tengah-tengah serigala di hutan tidak menunjukkan kelakuan manusia biasa bahkan taak dapat berjalan atau makan seperti manusia.
C. Pendidikan dan Kebudayaan
Setiap bangsa, setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan. Dengan pendidikan dimaksud disini pendidikan formal, makin banyak dan makin tinggi pendidikan makin baik. Dahulu banyak tugas pendidikan yang dipegang oleh keluarga dan lembaga-lembaga lain yang lambat laun makin banyak dialihkan menjadi beban sekolah seperti persiapan untuk mencari nafkah, kesehatan, agama, pendidikan kesejahtraan keluarga, dan lain-lain. Masyaraka masih akan memegang fungsi yang penting dalam pendidikan transmisi kebudayaan. Pendidikan norma-norma, sikap adat-istiadat, ketrampilan sosial, dan lain-lain banyak diperoleh dalam keluarga masing-masing.
Fungsi sekolah yang utama ialah pendidikan intektual, yakni “mengisi otak”anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mental formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau oleh lembaga lain, oleh sebab memerlukan tenaga yang khusus di persiapkan untuk itu, yakni guru.
D. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
Bagi negara-negara berkembang, pendidikan dipandang menjadi alat yang paling ampuh untuk menyiapkan tenaga produktif guna menopang proses pembangunan. Kekayaan alam hanya mengandung arti bila didukung oleh keahlian. Maka karena itu manusia merupakan sumber utama bagi negara. Menurut analisis Faisal dan Yasik (1985) sepanjang dasawarsa 60-an, dunia pendidikan memiliki andil besar dalam membantu proyek negara untuk bangkit melakukan pembangunan di segala bidang. Persekolahan di kala itu, menjadi pusat perhatian dan dambaan para perencana yang mengupayakan perubahanperubahan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial, menjadi pusat perhatian para politisi yang berusaha membangun semangat kebangsaan, serta menjadi kepentingan warga masyarakat yang berharap menemui peningkatan kesejahteraan hidupnya .
Di awal-awal dasawarsa 60-an ada suatu keyakinan kuat dari seluruh komponen masyarakat tentang urgensi lembaga pendidikan bagi proses modernisasi dan industrialisasi. Sistem pendidikan dipandang sebagai penghasil tenaga-tenaga terampil dan juga pengetahuan baru yang dibutuhkan bagi perkembangan teknologi dan ekonomi. Sistem pendidikan, juga dianggap berandil besar dalam menanamkan disiplin, sikap dan motivasi sumber daya manusia guna menopang perkembangan industrialisasi.
E. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan masyarakat adalah suatu gagasan berupa konsep, hasil penelitian dan penerapan pengembangan di masyarakat.
Pendidikan masyarakat ini dalam kegiatannya membahas mengenai berbagai macam isu yang hadir di masyarakat. Mereka yang tergabung dalam program ini akan berdiskusi, berbagi pengalaman membaca buku ataupun sekedar membicarakan isu hangat yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Tentunya semua hal yang mereka bicarakan itu bermanfaat dan bukan sekedar gossip belaka.
Dulu, ada sebuah program pemerintah yang banyak diikuti oleh masyarakat karena programnya yang menyenangkan dan bisa memberikan pendidikan secara gratis kepada mereka. Disebut dengan Kelompencapir atau Kelompok Pendengar Pembaca dan Pirsawan.
Karena dulu media pendidikan untuk masyarakat hanya ada satu stasiun televisi saja maka hampir semua golongan masyarakat menengah ke bawah sering menyaksikan acara ini di TV. Program ini termasuk dalam satu program pendidikan masyarakat. Fungsinya adalah untuk membimbing dan meningkatkan pola pikir masyarakat terhadap semua perkembangan dunia yang sedang terjadi saat ini.
Manfaatnya bagi masyarakat golongan menengah ke bawah adalah mereka menjadi semakin tinggi tingkat kesadarannya akan berbagai macam hal penting yang terjadi di masyarakat kita.
Pola pikirnya menjadi berubah dan semakin terbuka dengan berbagai perubahan dunia. Dengan arti lain, wawasan mereka semakin luas dengan adanya program ini. Semua kegiatan yang dijadwalkan dalam pendidikan masyarakat ini disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mereka. Ada yang bertanam sayuran dan bumbu dapur. Ada yang beternak ikan dan ayam atau kambing.Kegiatan keterampilan khuss untuk wanita seperti menjahit, berkreasi dengan barang bekas, hingga membuat menu sederhana namun penuhi gizi dengan menggunakan bahan-bahan masakan yang berasal dari halaman belakang mereka. Tidak diperlukan banyak biaya untuk melaksanakan program ini dan semunya itu penuh manfaat bagi kehidupan mereka. Pendidikan masyarakat ketika itu saya kira mempunyai nilai yang cukup tinggi. Mereka lebih memiliki tenggang rasa dengan warga yang masih kekurangan. Mereka saling menolong tanpa ada rasa iri atau suudzon. Begitu juga dengan kegiatan seputar olahraga dan PKK. Semua kegiatan itu bersifat positif dan menjadi ajang pembinaan yang efektif.
Ada sekolah khusus untuk para orang tua yang buta huruf, mereka sangat menikmati program ini dan berusaha untuk membuka wawasan pikirannya lebih luas lagi sehingga kesenjangan dengan mereka yang mengenyam pendidikan di sekolah semakin kecil. Pendidikan masyarakat yang memberikan banyak manfaat dan kegunaan bagi kehidupan masyarakat kelas bawah.
Jenis-jenis kegiatan yang hampir sama dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat, misalnya seperti berikut ini :
a.Sosialisasi pemberian ASI pada bayi.
b.Program imunisasi rutin untuk semua balita
c.Senam bersama
d.kegiatan belajar bagi masyarakat buta huruf
e.Program Jumat Bersih
f.Siskamling
Semakin hari semua program ini semakin sulit ditemukan di masyarakat. Jika program ini bermanfaat dan berguna bagi pendidikan masyarakat, akan lebih baik jika kita menggalakkan kembali semua program pemberdayaan masyarakat tersebut. Dengan demikian pendidikan masyarakat akan semakin meningkat dan hasilnya tentu akan dinikmati oleh semua kalangan di negara ini.
F. Kontrol Sosial Pendidikan
Di dalam percakapan sehari-hari, sistem pengendalian sosial atau social control seringkali diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan khususnya pemerintah beserta aparaturnya. Asumsi tersebut memang ada benarnya namun dalam pengertian yang mendasar pengendalian sosial tidak hanya berhenti pada pengertian itu saja .
Arti sesungguhnya pengendalian sosial jauh lebih luas, karena pada pengertian tersebut tercakup segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku. Jadi pengendalian sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya (misalnya seorang ibu mendidik anak-anaknya agar menyesuaikan diri pada kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku) atau mungkin dilakukan oleh individu terhadap suatu kelompok sosial (umpamanya, seorang dosen di Perguruan Tinggi memimpin beberapa orang mahasiswa dalam kegiatan kuliah kerja lapangan).
G. Perubahan Sosial dan Pendidikan
Telah banyak dibicarakan oleh publik bahwa masyarakat kita saat ini tidak pernah lepas dari gejala perubahan. Namun karena gejala tersebut memiliki intensitas yang begitu kuat maka banyak pihak yang mengkhawatirkan ketangguhan “daya tangkal” nilai-nilai masyarakat yang telah mapan menjadi goyah lalu perlahanlahan akan mengalami pemudaran.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak jaman dulu. Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat. Hal ini membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan mana sering berjalan secara konstan dan terikat dengan waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus, meskipun diselingi keadaan di mana masyarakat yang mengalami perubahan.
Telah menjadi hukum alam bahwa masyarakat memiliki perbedaan dalam adopsi setiap perubahan ataupun inovasi baru. Ada masyarakat yang sangat cepat mengadopsi suatu perubahan, ada yang lambat bahkan ada yang sangat skeptik, di samping yang terjadi pada kebanyakan anggota masyarakat umumnya. Hal ini terjadi, karena anggota masyarakat memiliki perbedaan kesiapan untuk menerima perubahan itu, sebagai akibat dari adanya variasi pengetahuan, cara berpikir, sikap, variasi personalitas, pengalaman, selain kesesuaiannya antara nilai yang ia miliki dengan nilai baru yang ditawarkan.
H. Pendidikan dan PembaharuanMasyarakat
Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Oleh karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah daripada yang sudah-sudah. Sekolah dapat merekonstruksi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru.
Apakah harapan itu terpenuhi dapat dipertanyakan. Pihak yang berkuasa di suatu negara pada umumnya menggunakan sekolah untuk mempertahankan dasar-dasar masyarakat yang ada. perubahan yang asasi tak akan terjadi persetujuan pihak yang berkuasa dan masyarakat.
Tak dapat diharapkan bahwa guru-gurulah akan mengambil inisiatif untuk mengadakan reformasi, oleh sebab guru itu sendiri diangkat oleh pihak yang berkuasa dan telah menerima norma-norma yang dipersyaratkan oleh atasannya. perubahan yang dapat yang dapat diadakan hanya kecil-kecilan saja di bawah pimpinan yang berwenang. Sekolah tak dapat dapat melepaskan diri dari masyarakat tempat ia berada, dan dari kontrol pihak yang berkuasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan bekanan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikanbertalian dengan transmisi pengetahuan, sikpa, kepercayaan, ketrampilan dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muada.
Kalakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain di rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan, dan sebagainya.
Arti sesungguhnya pengendalian sosial jauh lebih luas, karena pada pengertian tersebut tercakup segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku.
Pendidikan masyarakat adalah suatu gagasan berupa konsep, hasil penelitian dan penerapan pengembangan di masyarakat.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka kami sebagai penulis makalah ini tidak semua apa yang kami tulis adalah benar, tetapi masih ada yang harus dikritik. Dan sebagai mahasiswa/ siswi sudah sepatutnya kita memperhatikan masyarakat kita bagaimana sebaiknya pendidikan yang patut untuk mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Syani, Abdul. 2007. Sosologi, Skematika, teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara.
H. Guawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis tentang Pelbagai
problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pendidikan-masyarakat.htm
M. Hernki, James. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi –Terjemahan.
Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar